Ingin tahu soal 5 Destinasi Super Prioritas,klik di sini ya!
2nd UN Tourism Women Conference, Isu Kesetaraan Gender di Sektor Pariwisata

2nd UN Tourism Women Conference, Isu Kesetaraan Gender di Sektor Pariwisata

0

Indonesia kembali terpilih menjadi tuan rumah event internasional, yakni 2nd UN Tourism Women Conference on Women Empowerment in Tourism in Asia and the Pacific. Event internasional yang didukung penuh oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) ini akan digelar pada 2-4 Mei 2024 di The Westin Resort Nusa Dua, Bali.

Selain untuk mempromosikan pariwisata Bali kepada dunia, pelaksanaan 2nd UN Tourism Women Conference on Women Empowerment in Tourism in Asia and the Pacific menjadi momen tepat untuk memperkuat peran perempuan dan kesetaraan gender. Mengingat, saat ini kesetaraan gender menjadi isu krusial, terutama di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf).

Faktanya, lebih dari 54,22% pekerja di sektor parekraf Indonesia adalah perempuan. Sedangkan sisanya atau sebesar 45,78% adalah laki-laki. Angka tersebut sebenarnya mencerminkan jika perempuan memegang posisi dominan di sektor pariwisata. Sayangnya, perempuan-perempuan tersebut justru “kalah” dan tidak memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi pemimpin. 

Bahkan, pekerja perempuan di sektor pariwisata berpendapatan 14,7% lebih rendah dibandingkan laki-laki. Secara keseluruhan, diperkirakan penyebab kesenjangan ini disebabkan karena adanya stereotip gender, hingga keterbatasan akses pendidikan serta keterbatasan peluang tumbuh.  

BACA JUGA: Kemenparekraf Dukung Peran Perempuan dalam Mendorong Perfomansi Sektor Parekraf Indonesia 

Melihat hal tersebut, besar harapannya event 2nd UN Tourism Women Conference on Women Empowerment in Tourism in Asia and the Pacific dapat mendorong kesetaraan gender, sekaligus mendorong peran perempuan di sektor pariwisata. Menariknya lagi, event internasional ini turut dihadiri para perempuan hebat dan ratusan perwakilan delegasi dari berbagai belahan dunia.

Salah satu perwakilan delegasi perempuan Indonesia yang hadir adalah Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo. Sementara itu, delegasi perempuan lain yang turut hadir adalah Menteri Pariwisata Filipina, Menteri Pariwisata Laos, Menteri Pariwisata Thailand, Menteri Pariwisata Sierra Leone, Menteri Pariwisata Maldives, dan banyak lagi. 

BACA JUGA: Wamenparekraf Dorong Perempuan Indonesia Konsisten Tingkatkan Kapasitas dan Kemampuan 

Foto: Ilustrasi perempuan Bali berpenampilan adat (Shutterstock/Denis Moskvinov)

Para Perempuan Hebat di Sektor Pariwisata Indonesia

Seperti sudah disinggung di atas, perempuan memiliki peran penting dalam mendorong sektor pariwisata Indonesia. Tak sekadar mempromosikan Indonesia, para perempuan hebat Indonesia juga terlibat aktif dalam menjaga dan melestarikan pariwisata di daerah masing-masing. 

Satu di antaranya adalah Dinni Septianingrum, pendiri Sea Soldier atau “Tentara Laut” yang berfokus pada pelestarian lingkungan laut. Bersama dengan rekan-rekannya, Sea Soldier terus menjaga laut dan pantai. Baik itu dengan mengumpulkan sampah-sampah di laut, hingga melakukan penanaman mangrove untuk menjaga kelestarian lingkungan.

Indonesia juga punya perempuan hebat lainnya yang berperan penting dalam menjaga dan mengembangkan interpretasi tentang Lasem. Berawal dari pertama kali mengunjungi Lasem dan berkenalan dengan masyarakat lokal, serta rajin membuat tulisan tentang Lasem, sukses membuat Agni Malagina jatuh cinta dengan Lasem, sebuah kecamatan kecil di Kabupaten Rembang. 

Dalam upaya melestarikan warisan budaya Lasem, Agni Malagina mendirikan komunitas pecinta Lasem dan mendirikan Yayasan Lasem Heritage (2016). Seiring berjalannya waktu, sejak 2018, Agni memberi pendampingan untuk 72 rumah batik beserta 1.126 karyawan. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran orang untuk mengenal dan melestarikan budaya Lasem.

Melipir ke Timur Indonesia, ada sosok perempuan hebat di sektor pariwisata bernama Githa Anastashia, pendiri Arborek Dive Shop yang fokus untuk memberdayakan masyarakat lokal untuk mewujudkan pariwisata berkelanjutan. Hal ini dilakukan dengan memberi edukasi kepada masyarakat untuk menjaga keindahan bawah laut, hingga memberi pelatihan kepada anak-anak agar bisa menjadi entrepreneur di bidang kelautan dan konservasi.  

Perempuan hebat lainnya di sektor pariwisata adalah Alfonsa Horeng. Berawal dari misi sederhananya melestarikan budaya di daerah asalnya, Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT), Alfonsa Horeng membuat sanggar Lepo Lorun sebagai tempat berkumpul pengrajin tenun di desanya. Dari hal sederhana tersebut, ternyata menjadi langkah awal melestarikan tradisi tenun asli agar dikenal luas wisatawan. 

Selain para perempuan hebat di atas, tentunya masih banyak tokoh-tokoh perempuan di sektor pariwisata yang tidak kalah hebat dan menakjubkan. Banyaknya perempuan hebat diharapkan dapat mendorong kesetaraan gender di sektor pariwisata, serta kesadaran masyarakat untuk melestarikan lingkungan dan budaya agar tetap lestari. 

BACA JUGA: Sosok Perempuan Inspiratif di Destinasi Pariwisata Indonesia 2 

Cover: Ilustrasi keindahan Pura Ulun Danu Beratan di Bali (Shutterstock/kitzcorner)

Kemenparekraf / Baparekraf
Kemenparekraf/Baparekraf RIKamis, 2 Mei 2024
2963
© 2024 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif